PENGOBATAN ALTERNATIF ONLINE RSBI

PENGOBATAN ALTERNATIF ONLINE RSBI
TABIB BERIJIN RESMI, HERBAL 100% ALAMI, AMAN SUDAH IJIN B-POM DAN HALAL MUI, PENGOBATAN MENGGUNAKAN HERBAL YANG SUDAH DIPERKAYA DENGAN RUQYAH ISLAMI YANG SYAR'I. HARGA TERJANGKAU. INFO LENGKAP KLIK PADA GAMBAR. SMS/WA TABIB UNTUK KONSULTASI DAN PEMESANAN OBAT DI: 08121341710 ATAU 0811156812

Friday, October 7, 2016

Ruqyah, Tata Cara dan Tuntunannya, asam urat tinggi, asam urat obat, obat asam urat alami, obat asam urat tradisional, obat asam urat alami dari tanaman, herbal asam urat manjur, herbal asam urat dan kolesterol, pengobatan asam urat, pengobatan asam urat alami, gejala asam urat pada kaki


( باللغة الإندونيسية )
Disusun Oleh:
Syeikh DR. Khalid bin Abdullah al-Jarisi
Tarjamah:
Team Indonesia
Murajaah :
Abu Ziyad


الرقية الشرعية
إعداد:
د. خالد بن عبد الله الجريسي
ترجمة:
الفريق الإندونيسي
مراجعة:
إيكو أبو زياد

Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
المكتب التعاوني للدعوة وتوعية الجاليات بالربوة بمدينة الرياض
1428 – 2007



Pengobatan Islami

Bismillah, wal hamdulillah, washshalatu wassalamu 'ala Rasulillah, wa ba'du:

Saudara seiman, berikut ini adalah beberapa hal yang terkait dengan ruqyah yang disyari'atkan, tulisan ini diterjemahkan dari muqaddimah kitab irqi nafsaka wa ahlaka bi nafsika (Ruqyahlah diri dan keluargamu oleh dirimu sendiri) karya Syaikh DR. Khalid bin Abdurrahman al-Juraisi.

Ruqyah terbagi empat bagian:
Pertama: dilakukan dengan menggunakan kalam Allah (al-Qur`an), Asma (nama)-Nya Yang Maha Indah, serta sifat-sifat-Nya Yang Maha Tinggi, hal ini hukumnya diperbolehkan, bahkan dianjurkan.

Kedua: Yang dihubungkan dengan hal tersebut diatas, yaitu yang berupa zikir dan doa ma'tsur (memiliki riwayat), ruqyah ini memiliki hukum yang sama seperti di atas.

Ketiga: ruqyah yang dilakukan dengan zikir dan doa yang tidak ma'tsur, namun tidak menyalahi apa yang ma'tsur, ini juga diperbolehkan.

Empat: ruqyah yang tidak bisa dipahami maknanya, seperti ruqyah yang ada pada masa jahiliyah. Ruqyah semacam ini harus dijauhi agar tidak terjerumus dalam kesyirikan atau yang membawa kepadanya.

Dhabith (catatan) ruqyah yang disyari'atkan:
Para ulama bersepakat atas bolehnya ruqyah ketika mencakup tiga syarat:

1. Bahwa ruqyah itu dilakukan dengan firman Allah (al-Qur`an), atau Asma dan Sifat-Nya.

2. Bahwa ruqyah itu dilakukan dengan menggunakan bahasa Arab atau dengan bahasa lain yang dipahami oleh yang diruqyah (marqi).

3. Hendaklah orang yang meruqyah dan diruqyah meyakini bahwa ruqyah tidak memberikan pengaruh dengan sendirinya, akan tetapi dengan zat Allah .

Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh raaqy (yang meruqyah) dan marqi (yang diruqyah), agar ruqyah itu bermanfaat dan menjadi sempurna dengan izin Allah , diantaranya adalah:

1. Layaknya yang melakukan ruqyah adalah orang yang baik, shalih, dan beristiqamah.
2. Mengetahui ruqyah yang sesuai dari ayat-ayat al-Qur`an.
3. Bahwa orang yang sakit termasuk orang beriman, shalih, baik, taqwa, dan istiqamah di atas agama, serta jauh dari perbuatan maksiat dan aniaya, berdasarkan firman Allah :

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَاهُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَيَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلاَّخَسَارًا

"Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Israa`:82)


Biasanya, ruqyah tidak akan memberikan pengaruh atas orang-orang yang selalu melakukan maksiat dan kemungkaran.

4. Percaya dengan pasti bahwa al-Qur`an adalah penyembuh, rahmat, dan obat yang bermanfaat, sehingga tidak bisa dilakukan ruqyah dengan ayat-ayat al-Qur`an jika hanya untuk percobaan. Jika berguna (berarti benar), dan jika tidak berguna ia berpaling kepada yang lain!!

Maka jika semua syarat ini terpenuhi, niscaya manfaat ruqyah bisa didapatkan secara sempurna dengan izin Allah . Wallahu A'lam.

Ada beberapa sebab penting yang jika penderita menekuninya, niscaya sangat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan dengan izin Allah , diantaranya adalah:

1. Bersemangat menunaikan ibadah tepat pada waktunya, yang paling penting adalah shalat berjamaah, terutama shalat Subuh, berdasarkan sabda Nabi :

" مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ اللهِ ..."

"Barangsiapa yang melaksanakan shalat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah …"
Dan Sabda Nabi :

" مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِى جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ "

"Barangsiapa yang melaksanakan shalat Subuh secara berjamaah, maka seakan-akan ia melaksanakan shalat malam seluruhnya"


2. Hendaklah ia memulai dengan meruqyah dirinya sendiri, karena sesungguhnya ruqyah seseorang untuk dirinya sendiri lebih utama daripada ruqyah untuk orang lain. Ruqyah termasuk jenis do'a, dan do'a seseorang untuk dirinya sendiri –dengan merealisasikan tawakkal yang sempurna- lebih diharapkan untuk diterima daripada do'a orang lain untuknya, terutama dizaman yang sangat sedikit sekali ahli ruqyah yang dapat meruqyah dengan ikhlas.

3. Jika ia tidak mungkin melakukan ruqyah untuk dirinya sendiri karena sakit yang terlalu berat, atau ia telah meruqyah dirinya sendiri kemudian ingin menambah dengan ruqyah orang lain untuknya, maka hendaklah ia bersungguh-sungguh mencari ahli ruqyah yang ikhlas, memiliki akidah yang benar, dan dikenal ditengah masyarakat sebagai orang shalih dan punya nama baik, janganlah ia terhanyut dalam tipuan dan propaganda para tukang sihir dan tukang sulap, karena hal ini sudah diketahui dengan pasti tentang keharamannya, sebagaimana juga seorang muslim diharuskan untuk menghindari pengobatan dengan sesuatu yang diharamkan.

Sesungguhnya Allah tatkala mensyari'atkan berobat untuk hamba-hamba-Nya tidak menjadikan kesembuhan mereka pada sesuatu yang diharamkan terhadap mereka, sebagaimana sabda Nabi :

" إِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَكُمْ فِى حَرَامٍ "

"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhanmu pada sesuatu yang haram."


4. Bahwa ruqyah itu berasal dari orang yang baik hatinya dan istiqamah jalannya, ia telah membersihkan dirinya dari yang haram dan meyakini bahwa kesembuhan hanya dari Allah saja, dan sesungguhnya Allah Yang Maha Memberi kesembuhan, karena ruqyah –seperti yang telah dijelaskan sebelumnya- termasuk dari jenis doa, sehingga tatkala orang yang meruqyah membaca untuk dirinya atau untuk orang lain, ia harus meyakini pada saat meruqyah bahwa ia akan memperoleh kesembuhan dari Allah secara mantap, bukan sambil melakukan percobaan. Jika raqi (yang meruqyah) melakukan ruqyah karena melakukan percobaan akan kebergunaan ruqyah, berarti ia telah melepaskan manfaat yang diharapkan untuk dirinya.

5. Dia berdoa seperti orang yang sedang kesulitan, meminta dengan sangat karena mengikuti Nabi , meyakini akan terkabulkan, sebagaimana Allah menjanjikan dengan firman-Nya:

أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ اْلأَرْضِ أَءِلَهٌ مَّعَ اللهِ قَلِيلاً مَّاتَذَكَّرُو

"Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)" (QS. An-Naml :62)

Hendaklah raqi (orang yang meruqyah) mencari waktu-waktu dikabulkannya doa, di antaranya: sepertiga malam terakhir, waktu terakhir di hari Jum'at (sebelum maghrib), demikian pula di saat sujud, dan kondisi serta waktu lainnya yang utama.

6. Berusaha mengkonsumsi makanan yang halal, berdasarkan sabda Nabi :

" أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ "

"Perbaikilah makananmu, niscaya engkau menjadi orang yang do'anya dikabulkan"


Dan sabda beliau :

" أَيُّهَا النَّاسُ, إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا... ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلَ السَّفَرَ, أَشْعَثَ أَغْبَرَ, يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَارَبِّ يَارَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ, فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذلِكَ "

"Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan hanya menerima sesuatu yang baik… Kemudian Rasulullah menyebutkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan jauh, sehingga berambut kusut dan penuh debu, ia mengangkat kedua belah tangannya ke langit seraya berdoa: Wahai Rabbku.. wahai Rabbku! Sementara makanannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan?"

7. Berusaha membaca surat al-Baqarah di rumah, karena –tanpa disangsikan lagi- merupakan benteng yang kokoh dan ruqyah yang besar untuk penghuni rumah itu, berdasarkan sabda Nabi :

" اِقْرَؤُوْا سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ, فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسَرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيْعُهَا الْبَطَلَةُ "

"Bacalah surat al-Baqarah, sesungguhnya mengambilnya adalah berkah, meninggalkannya adalah kerugian, dan para penyihir tidak bisa menguasainya"
Dan di antara keagungan berkahnya surat ini adalah yang datang dari Nabi , beliau bersabda:


" إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ "

"Sesungguhnya syetan berlari dari rumah yang dibaca di dalamnya surat al-Baqarah"


Orang yang sakit bisa membacanya sendiri atau dibacakan atasnya, jika diulang-ulang membacanya secara sempurna dengan tape recorder setiap hari atau setiap malam, dengan izin Allah akan menjadi penyebab utama untuk kesembuhan penghuni rumah itu dari gangguan syetan, sebagaimana Syaikh Jibril hafizhahullah memberikan fatwa kepadaku tentang hal itu.

8. Memperbanyak zikir kepada Allah , dengan selalu membaca al-Qur`an, menekuni istighfar, membentengi diri dengan zikir-zikir yang disyari'atkan.

9. Meminum air yang suci yang telah dibacakan atasnya, mandi dengannya, terutama air zamzam, ia adalah obat bagi orang yang sakit, sehingga jika dibacakan atasnya, niscaya hal itu lebih utama dan sangat diharapkan memperoleh kesembuhan, insya Allah , lalu jika ditambahkan atasnya daun bidara, atau kepada air suci yang sudah dibacakan atasnya, atau direndamkan padanya kertas-kertas yang ditulis atasnya ayat-ayat al-Qur`an dengan tinta yang suci –dari za'faran dan semisalnya- hal itu akan menjadi penyebab kesembuhan juga, dengan izin Allah .

10. Memakan minyak zaitun dan memakainya, berdasarkan sabda Nabi :

" كُلُوْا الزَّيْتَ وَادَّهِنُوْا بِهِ, فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ "

"Makanlah minyak zaitun dan pakailah minyaknya, karena sesungguhnya ia berasal dari pohon yang penuh berkah"

Demikian pula jintan hitam beserta minyaknya, dimakan darinya dan dioleskan dengan minyaknya, berdasarkan sabda-Nya :

" فِى الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلاَّ السَّام "

"Dalam habbah sauda (jintan hitam) terdapat kesembuhan dari segala penyakit kecuali mati"


Dan jikalau dibacakan atas minyak zaitun dan minyak habbah sauda (jintan hitam), dari ayat-ayat al-Qur`an, niscaya hal itu akan menjadi lebih utama, insya Allah .

11. Minum madu, sesungguhnya padanya terdapat obat bagi manusia, sebagaimana dikabarkan oleh Allah. Jika dibacakan sebagian ayat al-Qur`an atasnya, tentu hal itu akan lebih utama, supaya digabungkan padanya antara keutamaan berobat bersama dengan al-Qur`an yang mulia, karena termasuk yang disyari'atkan adalah berobat dengan madu.


12. Berbekam setiap kali dibutuhkan, hal itu berdasarkan sabda Nabi :

" الشِّفَاءُ فِى ثَلاَثَةٍ: فِى شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةِ بِنَارٍ, وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنِ الْكَيِّ "

"Pengobatan terdapat pada tiga perkara: pada torehan alat bekam, atau minuman madu, atau besi yang dipanaskan dengan api, dan aku melarang umatku dari besi yang dipanaskan"


13. Memakan tujuh butir kurma 'ajwah di pagi hari, hal itu berdasarkan sabda Rasulullah :

" مَنْ تَصَبَّحَ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعَ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ فِى ذلِكَ الْيَوْمِ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ "

"Barangsiapa yang sarapan pagi –setiap hari- dengan tujuh butir kurma 'ajwah, niscaya racun dan sihir tidak bisa membahayakannya di hari itu"

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan sepuluh sebab yang dapat menolak kejahatan orang yang dengki, penyakit 'ain dan tukang sihir dengan ijin Allah :

1. Berlindung kepada Allah dari kejahatan mereka, membentengi diri dan kembali kepada-Nya .

2. Merealisasikan ketaqwaan kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjaganya dan tidak menyerahkannya kepada yang lain sekejap matapun.

3. Menghiasi diri dengan sifat sabar terhadap musuh yang dengki. Orang yang didengki tidak bisa mendapatkan kemenangan terhadap yang dengki kepadanya kecuali dengan cara menghadapinya dengan sifat sabar. Dan tipu daya yang jahat tidak bisa menimpa kecuali kepada pelakunya.

4. Bertawakkal kepada Allah, barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia akan mencukupkannya. Tawakkal ini adalah penyebab terkuat untuk menolak gangguan manusia yang dia tidak mampu menahannya.

5. Mengosongkan hati dari fikiran terhadap orang yang dengki, dan ia menghilangkannya dari hati setiap saat terlintas dalam benaknya, sehingga tidak menoleh dan tidak merasa takut kepadanya.

6. Menghadap kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, ini adalah benteng terkuat yang tidak ada rasa takut bagi orang yang membentengi diri dengannya dan tidak tersia-sia orang yang kembali kepada-Nya.

7. Memurnikan taubat kepada Allah dari segala dosa. Tidaklah seorang hamba ditimpa musibah kecuali karena dosa, baik dia mengetahuinya ataupun tidak.

8. Bersedekah dan berbuat baik sedapat mungkin. Sesungguhnya hal itu mempunyai pengaruh yang mengagumkan dalam menolak bala, penyakit 'ain, dan kejahatan orang yang dengki. Disebutkan dalam atsar: "Obatilah orang yang sakit darimu dengan sedekah"

9. Memadamkan api kedengkian orang yang mendengki, yang berbuat zalim, dan yang menyakiti dengan cara berbuat baik kepadanya. Berbuat baik kepada manusia mewariskan rasa cinta, meringankan tekanan permusuhan atau menghilangkannya, sebagaimana firman Allah :


وَلاَتَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلاَالسَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ


"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia" (QS. Fushshilat:34)

10. Memurnikan tauhid kepada Allah, karena sesungguhnya tauhid adalah benteng Allah yang paling besar, barangsiapa yang memasukinya, niscaya ia berada pada tempat yang aman. Demikian pula bertafakkur dalam segala sebab kepada yang menciptakan sebab, yaitu Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak bisa memberi mudharat atau manfaat kecuali dengan izin-Nya.

Petunjuk-petunjuk umum yang harus dijaga saat melaksanakan ruqyah:
1. Raqi (yang meruqyah) dan marqi (yang diruqyah) dalam keadaan suci dari hadats kecil dan hadats besar.

2. Raqi menghadap qiblat.

3. Raqi dan marqi mentadabburkan nash-nash ruqyah saat membacanya, janganlah raqi membaca tanpa tadabbur terhadap maknanya dan tidak pula marqi mendengarnya kecuali sambil berusaha melakukan hal yang sama, dan keduanya menggantungkan hati kepada keagungan qodrat Allah serta meminta pertolongan kepada-Nya.

4. Meludah saat membaca dan sesudahnya, dan tidak mengapa untuk ditinggalkan.

5. Sangat baik meletakkan tangan kanan –saat membaca- di atas ubun-ubun atau di tempat yang sakit, jika hal itu memungkinkan, dan hendaklah memperhatikan tentang tidak bolehnya menyentuh wanita yang bukan muhrim.

6. Termasuk yang dianggap baik, hendaklah sekali-kali membaca dengan suara sedang di telinga kanan atau kiri orang yang sakit pada saat meruqyah.

7. Apabila anda memperhatikan adanya pengaruh dari ayat yang dibaca terhadap yang sakit, maka tidak mengapa untuk mengulanginya sebanyak tiga kali, lima kali, atau tujuh kali menurut kebutuhan.

8. Raqi berniat memberikan manfaat kepada saudaranya dengan ruqyahnya tersebut, agar Allah menyembuhkannya dan meringankan kesusahan darinya. Bahkan jika raqi meyakini adanya jin yang menyusup, hendaklah ia berusaha untuk mengajaknya bertaqwa dan istiqamah, ini adalah tuntutan yang sangat penting dan hendaklah raqi memperhatikan hal tersebut, karena risalah seorang muslim yang mendasar adalah berdakwah kepada Allah , berdasarkan firman Allah :

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي

"Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata " (QS. Yusuf:108)

Maka seorang muslim adalah juru dakwah dalam kedudukan pertama, karena paling utama adalah agar dia memulai ruqyahnya, sedangkan di dalam dadanya membawa dua misi, yaitu mengobati dan memberi petunjuk, sehingga tidak seharusnya bagi dia untuk berusaha menyakiti jin sejak pertama kali, kecuali apabila ia membangkang terhadap jalan-jalan petunjuk.

9. Menjaga lafazh ruqyah yang sesuai saat membaca, seperti arqi nafsi (aku meruqyah diriku), arqika (aku meruqyah engkau, untuk satu orang laki-laki), arqiki (aku meruqyah engkau, untuk satu orang perempuan), arqikum (aku meruqyah kalian, untuk beberapa orang), dan hal itu disesuaikan menurut kondisinya.

10. Terkadang ruqyah bisa berlangsung selama satu minggu, bisa juga kurang dari itu ataupun lebih, hal itu menurut kondisi yang sakit dan kadar kesembuhannya, sampai ia sembuh dengan izin Allah .

11. Raqi bisa meringkas ruqyah dengan memilih ayat-ayat tertentu yang sesuai dengan kondisi marqi.

12. Demikian pula raqi bisa meringkas dalam ruqyah terhadap ayat-ayat al-Qur`an atau hanya dari Hadits Nabi saja, tetapi yang paling sempurna adalah dengan menggabungkan diantara keduanya.

13. Juga, raqi bisa membaca dengan suara keras atau pelan, dan suara keras lebih utama, supaya marqi bisa mendengarnya, serta untuk menjadikan semakin bertambahnya pengaruh dari ruqyah dan juga manfaatnya.

Demikianlah beberapa hal yang terkait dengan ruqyah yang diterjemahkan dari pengantar kitab Irqi nafsakan wa ahlaka bi nafsika (Ruqyahlah diri dan keluargamu oleh diri sendiri), Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.



(Sumber: Islam House)