PENGOBATAN ALTERNATIF ONLINE RSBI

PENGOBATAN ALTERNATIF ONLINE RSBI
TABIB BERIJIN RESMI, HERBAL 100% ALAMI, AMAN SUDAH IJIN B-POM DAN HALAL MUI, PENGOBATAN MENGGUNAKAN HERBAL YANG SUDAH DIPERKAYA DENGAN RUQYAH ISLAMI YANG SYAR'I. HARGA TERJANGKAU. INFO LENGKAP KLIK PADA GAMBAR. SMS/WA TABIB UNTUK KONSULTASI DAN PEMESANAN OBAT DI: 08121341710 ATAU 0811156812

Friday, October 7, 2016

Berobatlah Sesuai Syariat Islam, asam urat tinggi, asam urat obat, obat asam urat alami, obat asam urat tradisional, obat asam urat alami dari tanaman, herbal asam urat manjur, herbal asam urat dan kolesterol, pengobatan asam urat, pengobatan asam urat alami, gejala asam urat pada kaki

Dari berbagai pengobatan yang ada sekarang ini kaum muslimin dapat memilih dari bermacam pengobatan yang ada sekarang ini. Selama pengobatan itu tidak melanggar syari'at Islam tentu itu diperbolehkan, apapun bentuk dan namanya. Hanya apabila kita berobat dengan racikan yang tidak terjamin halalan thayyibannya akankah Allah ridho dengan cara seperti itu? Padahal seluruh sendi kehidupan kita hanya mencari ridho-Nya. Belum cukup yakinkah kita dengan apa yang disabdakan dan pernah dikerjakan oleh Rasulullah saw.? “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan menurunkan penawarnya.” (H.R. Bukhari).


Sejarah telah mencatat perkembangan dunia pengobatan modern sebagian besar dari ilmu pengobatan Eropa, yang mana berawal dalam pengobatan Greco Roman Kuno. Kemudian Islam turut memberikan kontribusi, melaluli rujukan utamanya Al Qur'an dan Hadits. Sebelum zaman Rasulullah saw., orang-orang Mesir, Bizantium dan Persia sangat maju dalam ilmu pengobatan. Mereka mampu melakukan pembedahan, pengobatan dengan tumbuh-tumbuhan, dan mereka memahami sebagian dari ilmu pemelihara kesehatan (sanitasi). Selain itu, berkembang pula pengobatan yang menggunakan cara-cara mistis, klenik, sihir dan pengobatan yang menggunakan obat yang tidak baik.
Jauh sebelum Islam datang, bahkan 5000 SM, praktik pengobatan sudah ada. Dan bukan hal yang mustahil zaman Rasulullah pun sudah tersebar banyak cara pengobatan, termasuk di dalamnya terapi madu dan bekam. Namun, dari sekian banyak terapi, Rasulullah memilih cara pengobatan dengan cara bekam dan madu sebagai ikhtiar memperoleh kesembuhan dari As-Syafii, Allah Yang Maha Penyembuh. Hal itu di tegaskan dalam hadits yang disabdakan dalam Kitab Ath Thib: “Dari Ibn 'Abbas ra. Dari Nabi saw. telah bersabda: Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga perkara yaitu minum madu, berbekam dan berobat dengan api, dan aku melarang umatku berobat dengan api itu.” (HR. Bukhari). Dan pengobatan dengan madu diperkuat dengan firman Allah swt. dalam Al-Qur'an. Allah swt berfirman “…..Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkannya. (An-Nahl 16 : 69), Selain itu Rasulullah juga mengajarkan pengobatan dengan habbatus sauda, air Zam-Zam dan ruqyah.

Setelah Rasulullah wafat, Ibu Sina seorang ilmuwan Islam mempelajari dan menerjemahkan kitab-kitab mengenai berbagai ilmu di istana Samani pada saat Raja Bukhara Nuh bin Manshur berkuasa. Ibnu Sina atau juga dikenal dengan Aviciena kemudian menulis kitab Qanun dalam ilmu kedokteran. Kitab itu dalam ilmu kedokteran menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab itu mengupas kaidah-kaidah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 Masehi, Kitab Al Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan dalam bahasa latin, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab itu pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas di Eropa dan kemudian berkembang ke seluruh dunia. Hingga kini Al Qanun dipergunakan dalam metode pengobatan konvensional/medik yang umum dikenal masyarakat dan ditangani para dokter dan ahli-ahli medis, yang terdidik dalam ilmu kedokteran.

Pengembangan Dunia Pengobatan

Pengobatan yang berasal dari Barat dikenal dengan istilah Alopati. Pengobatan ini memiliki banyak kelebihan seperti penggunaan teknologi modern untuk mendeteksi penyakit (clinical diagnosis), melakukan operasi (pembedahan) pembuatan obat-obatan (farmakologi), penanganan mata (optalmologi), penghilang rasa atau bius (anestisologi). Pengobatan konvensional telah dilengkapi dengan berbagai temuan mutakhir dalam kasus-kasus tertentu. Seperti penanganan kecelakaan, cedera pemindahan organ tubuh, cangkok dan sebagainya. Selain itu juga berkembang pula di masyarakat berbagai pengobatan alternatif diantaranya akupuntur, akupresur, dan batu giok. Ada juga dengan menggunakan praktek sihir yang ditangani oleh para normal, dukun atau orang-orang yang dianggap pandai. Diakui ataupun tidak sejak zaman purba hingga zaman sekarang, praktik pengobatan seperti ini sangatlah disukai oleh masyarakat padahal Rasulullah telah bersabda:
“Barang siapa yang datang kepada dukun menanyakan suatu perkara lalu membenarkan ucapan dukun itu, kufurlah ia terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw. dan barang siapa datang dan tidak membenarkannya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (H.R. Thabrani).
Kita mesti waspada, mengandalkan kekuatan mistis yang terkadang pengobatannya tidak masuk diakal, adalah praktik pengobatan yang melanggar sunnatullah. Bisa saja setelah berobat secara mistis atau sihir, seseorang sembuh dari suatu penyakit. Namun, perlu diketahui proses kesembuhan tersebut menggunakan bantuan jin dan biasanya bersifat sementara. Memang ketergantungan seseorang kepada jin itulah yang menjadi target utama syetan untuk menghancurkan akidah seorang hamba Allah.

Ath-Thibbun Nabawi

Ath-Thibbun Nabawi ialah pengobatan cara Nabi Muhammad saw. Pengobatan yang mulai dilupakan orang saat ini, maka wajar jika eksistensinya timbul tenggelam dan kalah oleh pengobatan konvensional. Nabi kita memang tidak diturunkan sebagai seorang tabib, tetapi kita yakin bahwa yang disabdakan Rasul ialah merupakan wahyu. Ciri khas dari pengobatan ini bersifat Ilahiah dan alamiah. Sesuai dengan konsep Islam yang bersifat fitrah, dari mulai aqidah, ibadah, muamalah, demikian juga dalam pengobatannya. Seperti yang disebutkan oleh DR. Ja'far Khadem Yamani, Syari'ah Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. terkandung nilai-nilai aththib (kedokteran) yang murni dan tinggi. Karena prinsip dari syari'ah Islam ialah membawa maslahat umat manusia pada masa sekarang dan yang akan datang.

Dari berbagai pengobatan yang ada sekarang ini kaum muslimin dapat memilih dari bermacam pengobatan yang ada sekarang ini. Selama pengobatan itu tidak melanggar syari'at Islam tentu itu diperbolehkan, apapun bentuk dan namanya. Hanya apabila kita berobat dengan racikan yang tidak terjamin halalan thayyibannya akankah Allah ridho dengan cara seperti itu? Padahal seluruh sendi kehidupan kita hanya mencari ridho-Nya. Belum cukup yakinkah kita dengan apa yang disabdakan dan pernah dikerjakan oleh Rasulullah saw.? “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan menurunkan penawarnya.” (H.R. Bukhari).

Terapi Herba dan Bekam

Terapi herba adalah terapi dengan tumbuh-tumbuhan yang mengandung obat. Hal ini diambil dari sabda Rasulullah saw. “Bi Syarbati 'Asalin” (minumlah madu). Karena sekurang-kurangnya seekor lebah hinggap di 144 macam tumbuh-tumbuhan, bisa kita bayangkan berapa ribu sari herba yang kita minum dalam tiap sendok madu. Kemudian oleh para tabib-tabib terdahulu diurailah herba-herba ini menjadi lebih spesifik untuk proses dan dosis yang tepat dalam mengobati penyakit. Maka wajar jika lambang apotik Islam berlambangkan herba (tumbuh-tumbuhan).
Kelebihan herba diantaranya ialah probiotik (tidak anti biotik), meningkatkan imunitas tubuh, tidak akan terjadinya efek samping, mengandung nutrisi, makanan, vitamin dan mineral organik, serta mengobati kesumber sakit, causa (penyebab) penyakit dan tidak hanya mengobati satu macam penyakit.

Selanjutnya tentang pengobatan bekam. Bekam adalah istilah bahasa Indonesia yang berarti “membuang darah”. Dalam bahasa Arab disebut Al Hijamah, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “cupping”. Tubuh yang sehat, pikiran yang sehat dan hati yang bersih adalah faktor penting dalam hidup seorang hamba dalam melaksanakan tanggung jawabnya terutama optimalisasi ibadah kepada Allah swt. Adanya kotoran toksid (racun) dalam badan menyebabkan darah statis (penyumbatan darah) bahkan diantara penyebab terjadinya penyakit, dimana sistem darah tidak berjalan dengan lancar. Keadaan itu sedikit demi sedikit akan mengganggu kesehatan baik itu fisik ataupun mental. Sebelum Rasulullah saw. diutus, telah banyak terapi, hanya dari sekian banyak terapi, bekamlah yang Rasulullah pilih. Bahkan beliau sangat menyenanginya terbukti dari seringnya beliau berbekam dan beliau mengungkapkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari:
“Sebaik-baiknya pengobatan kalian adalah berbekam dan kayu manis.”
.Darah yang diambil dengan terapi bekam adalah darah yang berada di bawah lapisan jaringan kulit kapiler, bukan pembuluh vena apalagi arteri. Karena kulit merupakan jaringan terbesar yang ada pada diri manusia dan disanalah beradanya sisa-sisa toksid dalam darah.
Inilah salah satu solusi pengobatan ala Rasulullah saw. Berobat menjadi sebuah kewajiban untuk sembuh dari penyakit. Rasulullah telah memilihkan dengan petunjuk Allah dari sekian banyak terapi yang ada. Selain itu juga ada beberapa petunjuk yang diberikan Rasulullah dalam hal pengobatan.

Penjelasan Rasulullah saw. tentang obat, terkadang bersifat khusus (seperti herbal dan bekam), tetapi terkadang bersifat umum serta global. Penjelasan yang bersifat umum misalnya sebagai berikut:

1. Habbatus sauda
Rasulullah saw. bersabda, “ Dalam habbatus sauda terkandung kesembuhan untuk segala penyakit, kecuali kematian.” (HR. Muttafaqun 'Alaih)

2. Air Zam-zam
Rasulullah saw. bersabda, “ Air zam-zam diberkahi dan ia merupakan makanan dari segala makanan.” (HR. Muttafaqun 'Alaih)

3. Talbinah ( air rebusan gandum)
Rasulullah saw. bersabda, “ Talbinah melegakan sanubari orang yang sakit dan menghilangkan sebagian kesedihan.” (HR. Muttafaqun 'Alaih)

4. Ruqyah
Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah saw menjenguk orang sakit atau ada orang sakit yang dibawa ke hadapan beliau, maka beliau mengucapkan doa ruqyah,
[Adzhibil ba'sa Rabbannaasi wasyfi faantassyaafi laa syifaan illa syifaauka syifaan laa yughadiru saqama.]
“ Singkirkanlah penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah, karena Engkaulah yang Menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan-Mu, suatu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.” (HR. Muttafaqun 'Alaih). (As)

(Sumber : H.Amin Santoso/Majalah Nur Hidayah)